Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

AKROBAT POLITIK PRESIDEN RI JENDRAL HAJI PRABOWO SUBIYANTO

Rabu, 09 April 2025 | April 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-09T19:46:18Z

Seorang psikolog bernama Ikhsan Bella Persada, M. Psi, pernah membagikan tips untuk mengatasi penghianatan seorang teman.
Reff:https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/dikhianati-teman-dekat-ini-tips-menghadapinya-menurut-psikolog

Bagi penulis, bukan hanya seorang teman dalam konteks pergaulan biasa, namun juga bisa di tarik kepada teman dalam urusan politik, bahkan politik negara.

Jangan pernah memaksa teman yang berkhianat untuk mengakui penghianatan nya.

Memaksa pelaku untuk mengakui kesalahan sama saja dengan membuang waktu. Ingat, maling tidak akan mengaku jika tidak ada bukti.

Maka, jika Anda ingin mendapat pengakuan dari sang pelaku, coba cari bukti yang kuat untuk kembali “mendesak” mereka.

Jika sudah punya bukti yang kuat, barulah Anda tegur dan tanyakan alasan pelaku melakukan hal tersebut. 

Namun, dalam pergaulan politik negara,menemukan bukti dan mendesak seorang penghianat dalam politik untuk mengakui dan menjatuhkan kelakuan politik nya, akan lebih rumit daripada sekedar memaksa teman berkhianat mengakui penghianatan nya, dalam pergaulan sehari-hari.

*Di sinilah penulis melihat, Presiden Prabowo melakukan akrobat politik yang sangat beresiko.*

Resiko nya bahkan merusak reputasi Presiden sendiri, yang berkesan "omon omon" saja, mancla mencle dan seperti boneka.

Tapi itulah Prabowo, dia tidak peduli pada dirinya, meski reputasi atau bahkan dirinya hancur lebur, demi bangsa dan negara.

Cobalah anda lihat, pahami dan telaah secara dalam perbuatan, perkataan Presiden Prabowo tentang pemerintah sebelum nya.

Beliau katakan, bahwa Joko Widodo adalah guru politiknya, padahal sebagian besar rakyat menganggap Jokowi itu sering beda ucapan dengan tindakan.

Artinya jika sein nya ke kanan (analogi naik kendaraan) tapi aktual nya belok ke kiri.

Dalam beberapa hal Prabowo mengatakan akan meneruskan program Jokowi, seperti IKN dan sebagainya, lalu beliau minta Otorita IKN untuk studi banding keluar negri, namun tiba tiba, anggaran IKN di blok, namun tiba tiba pula, di wacanakan akan di gelontorkan dari pos KPBU sebesar 48T, beliau lakukan hal yang sama seperti yang dilakukan "guru poltiknya"

Mana yang benar?

Itulah menurut penulis, Presiden Prabowo sedang mempermainkan suatu permainan politik yang cukup beresiko, namun berhasil membuat musuh politik dalam selimut nya tidak berkutik. 

Membuat Joko Widodo yang di sebut sebagai guru politiknya hanya bisa terkejut dengan manuver politik Prabowo, yang tiba tiba mengadakan Kongres Luar Biasa Partai Gerindra, yang tadinya hanya pertemuan Pimpinan Pusat Partai saja, dan dalam Kongres Luar Biasa itu secara aklamasi meminta Prabowo Subianto kembali menjadi kandidat Presiden tahun 2029.

Apa artinya?

Artinya itu secara halus, mendepak keinginan Joko Widodo untuk memajukan Gibran Rakabuming Raka, anaknya menjadi kandidat yang didukung petahana (Prabowo) di tahun 2029.

Hal itu menunjukan, garis politik Prabowo berlawanan dengan Joko Widodo di tahun 2029.

Hal lain, Prabowo teriak: "Hidup Jokowi" dalam pertemuan Partai Gerindra dan tamu undangan, terkesan "false flagship propaganda" bagi penulis.

Mengapa?

Jawabnya, memojokkan lawan terkadang memang tidak perlu, atau jangan sesekali memaksa lawan itu mengakui segala kesalahan seperti kata psikolog diatas.

Terkesan Prabowo membiarkan Joko Widodo lupa diri, dan (mungkin saja) membiarkan jatuh tersungkur sendiri, akibat perbuatannya sendiri, dan kejumawaan Jokowi sendiri.

Dan jika sudah terjatuh, Prabowo tinggal melihat dan secara politis, beliau tetap bersih, tidak menghianati Jokowi dan akan tercatat tetap sebagai Presiden yang tidak lakukan "Abuse of Power" terhadap lawan politik nya.

Tapi memang masalahnya, gerakan akrobat politik Presiden Prabowo ini tidak populer dimata rakyat yang menginginkan Jokowi diadili.

Jika kita ambil pelajaran sejarah perang saudara sahabat nabi, antara Muawiyah dan Ali, di mana Gubernur Mesir saat itu, Utsman Bin Affan yang saudara dekat Muawiyah di bunuh oleh pemberontak yang digerakkan oleh hasutan seorang turunan Yahudi.

Saat itu Ali sebagai Khalifah menginginkan situasi kondusif di seluruh jazirah Arab paska terbunuh nya Utsman, namun Muawiyah mendesak Ali sebagai Khalifah untuk segera mencari dan menghukum pembunuh Utsman.

Di titik inilah, akhirnya terjadi perang saudara yang membuat banyak sekali tragedi pembunuhan yang tidak perlu terjadi, jika semua elemen masyarakat Jazirah Arab saat itu mengikuti arahan dan keputusan Khalifah Ali.

Untuk itu, kembali pada masalah Presiden Prabowo yang berkesan tidak peka terhadap tuntutan adili Jokowi, justru malah teriakan Hidup Jokowi, maka saran penulis kepada masyarakat luas, agar tetap mengikuti arahan dan keputusan Presiden Prabowo.

Penulis yakin, bangsa ini tidak ingin ada perang saudara, karena efeknya akan berkepanjangan dan merusak, melebihi kerusakan jika negara kita berperang dengan negara lain.

Tetap sabar dan tenang, percayakan pada Presiden Prabowo, beliau paham geopolitik, beliau paham resiko perang dengan negara luar yang saat ini sudah di depan mata, beliau tidak ingin kekuatan Republik jadi lemah, hanya karena mengurusi hal politik dalam negri.

Situasi saat ini, bahkan bisa membuat seorang perwira menangis, sebagaimana kemarin, 17 February 2025, seorang perwira polisi menangis di depan penulis, dan minta didoakan keamanan dan keselamatan bangsa ini.

Tetap tenang, tetap semangat dan percayakan pada Presiden dan mari kita banyak mendekat pada yang Maha Kuasa, agar negara ini menjadi negara "Baldatun Toyyiban wa Robbun Ghofur"

Wallahu'alam bisawab
18 February 2025
Sjamsoel Ridzal

Editor : Nofis
Suara Independen Jurnalis Indonesia (SIJI)
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update